Selasa, 20 Mei 2014

Pendidikan di Era Orde Lama

Pendidikan di era orde lama berlangsung dari tahun 1945 hingga tahun 1965. Pendidikan pada tahap awal lebih difokuskan pada sistem pendidikan guru-guru di Indonesia. Pembenahan secara fisik mulai dilakukan pada tahun 1950. Pada tahun 1950, bentuk pemerintahan di Negara Indonesia masih berupa RIS atau Republik Indonesia Serikat sehingga untuk membangun ulang sistem pendidikan yang ada membutuhkan adanya persetujuan dari Pemerintah Republik Indonesia. Hasil dari persetujuan tersebut muncul piagam persetujuan yang telah ditandatangani Perdana Menteri RIS yaitu Mohammad Hatta dan  Perdana Menteri RI, Dr. A. Halim. Persetujuan ini muncul pada tanggal 19 Mei 1950. Isi dari piagam tersebut adalah disetujuinya pembentukan panitia yang akan menyelenggarakan pengajaran serta menyelesaikan segala persoalan yang ada dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Sebagai wujud dari hasil persetujuan piagam tersebut, maka KPPK RIS atau Kementrian Pendidikan pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia Serikat dan KPPK RI membentuk panitia bersama, dan pada tanggal 30 Juni 1950 hasil perundingan yang telah ditandatangani Dr. J Leimena yang menjabat sebagai menteri PPK RIS dan S. Mangunsarkoro yang menjabat menteri PPK RI pun diumumkan. Hasil kesepakatan diperoleh bahwa perbedaan sistem sekolahan yang ada antara RIS dan RI akan dihapuskan, dan selanjutnya pendidikan akan mengikuti sistem sekolahan RI.

Setelah itu, RI mengalami kekurangan akan tenaga pengajar untuk pendidikan dasar yang menyebabkan dibentuknya pelatihan guru singkat melalui Kursus Pengantar Ke Pelaksanaan Kewajiban Belajar yang dikenal juga KPKPKB. Pendidikan ini bisa ditempuh selama 2tahun setelah tamat SD. Dalam persiapannya, Balai Kursus Tertulis memiliki tiga jenis pendidikan, yaitu kursus pengantar yang nantinya bisa langsung menjadi guru darurat saat lulus, kursus guru B yang nantinya akan mendapatkan ijazah setara SGB saat selesai melakukan pendidikan. Bagi yang sudah tamat SMP, lama pendidikan hanya dan yang terakhir kursus untuk guru A. Diakhir kursus, para peserta kursus KGA akan mendapatkan sertifikat yang setara dengan SGA, lama pendidikan untuk SGA adalah 3tahun.

Pada tanggal 20 October pemerintah RI meresmikan lembaga pendidikan yang baru yaitu PTPG atau Perguruan Tinggi Pendidikan Guru. Tujuan PTPG ini adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Sabtu, 10 Mei 2014

Finlandia berhasil meraih peringkat Pertama di Bidang pendidikan

Finlandia berhasil mendapatkan kehormatan sebagai Negara dengan kualitas pendidikan di peringkat pertama di dunia. Hal ini bukanlah berdasarkan opini buta semata, namun ditunjukkan setelah adanya riset dan penelitian atau survey tingkat International yang diadakan oleh OECD atau Organization for Economic Cooperation and Development pada tahun 2003. Test yang biasa disebut PISA digunakan untuk mengukur kemampuan dalam membaca, matematika serta Sains. Finlandia berhasil dalam segala aspek pendidikan dan membuat siswanya  menjadi cerdas, baik itu pendidikan akademik maupun  pendidikan yang juga meliputi pendidikan bagi anak-anak yang mengalami lemah mental.

Kunci kesuksesan Negara Finlandia terletak pada kualitas para guru yang disediakan. Guru yang ada di Finlandia merupakan para guru yang mendapatkan pelatihan terbaik karena dalam proses menjadi guru melalui tahapan seleksi yang super ketat, bahkan lebih ketat dari fakultas kedokteran atau fakultas hukum yang bergengsi.

Di Finlandia, para guru berhak membuat kurikulum yang dianggap baik bagi mereka, serta memilih buku materi yang sesuai. Di Finlandia tidak memiliki banyak ujian seperti sekolah-sekolah yang ada pada Negara lain, namun justru hasilnya jauh lebih baik.  Dua pertiga siswa  yang melakukan ujian ke perguruan tinggi dinyatakan berhasil melanjutkan ke pendidikan yang jauh lebih tinggi.

Sejak TK para siswa di Finlandia diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Hal ini bertujuan agar para siswa bisa lebih bebas dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang sudah mereka lakukan. Di Finlandia tidak mengajarkan metode pendidikan dengan gaya diktator, yang jika dijalankan akan menyebabkan perasaan tidak nyaman  serta tertekan, sehingga akan mengganggu proses belajar. Para guru pun juga berusaha menghindari  kritikan bagi peserta didiknya, karena jika dilakukan akan berdampak sangat besar terhadap perkembangan psikologis seorang anak. Oleh karenanya di Finlandia tidak ada sistem ranking atau juara kelas.

Para guru di Finlandia dinilai memiliki kecakapan yang tinggi, di samping rasa sabar dan toleransi, serta besarnya komitmen yang mereka tanamkan dalam diri mereka sendiri agar berhasil melakukan pengajaran. Kebanyakan guru di Finlandia akan merasa salah dengan metode pengajaran mereka jika banyak siswa mengalami kegagalan dalam proses pembelajaran.

Kamis, 01 Mei 2014

Sejarah Kurikulum Pendidikan

Sejarah Kurikulum Pendidikan - Pengembangan suatu kurikulum mutlak diperlukan demi terciptanya sebuah kemajuan. Kurikulum sering di pandang sebagai sebuah sistem yang mana bisa menjadi sistem pendidikan, sistem sekolah juga sistem masyarakat. Model kurikulum sendiri dibagi menjadi beberapa jenis yang semuanya berlandaskan pada teori pendidikan. Konsep kurikulum pun juga dipisahkan kedalam rekonstruksi sosial dan juga kurikulum humanistis.

Kurikulum pendidikan sudah ada di dunia sejak abad ke-19. Kata Kurikulum sendiri mulai dikenal setelah kamus terbitan Webster dikeluarkan pada tahun 1856. Dalam konteksnya, kata kurikulum memiliki pengertian sebuah jarak yang harus ditempuh oleh seorang atlet atau pelari pada suatu perlombaan, yang dimulai dari awal hingga akhir. Pada awalnya kata kurikulum memang mengacu pada kegiatan olahraga, namun seiring dengan waktu kata kurikulum memiliki pergeseran makna, yaitu mengacu pada sejumlah mata kuliah yang ada pada perguruan tinggi. Hingga akhirnya kata kurikulum memiliki pengertian sebagai suatu dokumen yang berisi perencanaan dan memiliki tujuan yang harus tercapai dengan isi materi sebagai suatu bahan pengalaman dalam menempuh pendidikan yang harus dijalankan oleh para siswa yang meliputi strategi serta metode yang harus dijalankan dan dibarengi dengan implementasi secara nyata.

Kurikulum sendiri terus mengalami perubahan karena banyaknya proses penyempurnaan dalam tahap perkembangan pendidikan, dan semakin majunya teknologi yang ada. Pada berbagai sejarah dunia mengenai perkembangan pendidikan, kurikulum sangat erat kaitannya pada tolak ukur kesuksesan suatu pendidikan. Sering kita jumpai jika pendidikan di suatu Negara mengalami kegagalan, hampir dipastikan banyak yang berpendapat bahwa kurikulum yang diajarkan bermasalah. Padahal belum tentu kurikulum yang disediakan bermasalah, bisa jadi sistem pendidikan yang diterapkan salah sehingga terus menuai kegagalan.

Peran kurikulum dalam suatu sistem pendidikan
  • Membantu melestarikan berbagai nilai kebudayaan yang diakui sebagai warisan pada masa lalu
  • Membantu mengembangkan bakat dan potensi yang ada pada diri siswa
  • Mengevaluasi dan berperan kritis dalam melakukan seleksi pada sesuatu yang dianggap berguna bagi kelangsungan pendidikan
Cakupan mengenai tujuan kurikulum sendiri meliputi eksplorasi, keahlian, fungsi pendidikan umum serta suplementasi. Sedangkan prinsip yang ada pada suatu kurikulum meliputi efektivitas dan efisiensi, prinsip berkesinambungan, prinsip fleksibilitas serta prinsip relevansi.