Finlandia berhasil mendapatkan kehormatan sebagai Negara dengan kualitas pendidikan di peringkat pertama di dunia. Hal ini bukanlah berdasarkan opini buta semata, namun ditunjukkan setelah adanya riset dan penelitian atau survey tingkat International yang diadakan oleh OECD atau Organization for Economic Cooperation and Development pada tahun 2003. Test yang biasa disebut PISA digunakan untuk mengukur kemampuan dalam membaca, matematika serta Sains. Finlandia berhasil dalam segala aspek pendidikan dan membuat siswanya menjadi cerdas, baik itu pendidikan akademik maupun pendidikan yang juga meliputi pendidikan bagi anak-anak yang mengalami lemah mental.
Kunci kesuksesan Negara Finlandia terletak pada kualitas para guru yang disediakan. Guru yang ada di Finlandia merupakan para guru yang mendapatkan pelatihan terbaik karena dalam proses menjadi guru melalui tahapan seleksi yang super ketat, bahkan lebih ketat dari fakultas kedokteran atau fakultas hukum yang bergengsi.
Di Finlandia, para guru berhak membuat kurikulum yang dianggap baik bagi mereka, serta memilih buku materi yang sesuai. Di Finlandia tidak memiliki banyak ujian seperti sekolah-sekolah yang ada pada Negara lain, namun justru hasilnya jauh lebih baik. Dua pertiga siswa yang melakukan ujian ke perguruan tinggi dinyatakan berhasil melanjutkan ke pendidikan yang jauh lebih tinggi.
Sejak TK para siswa di Finlandia diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Hal ini bertujuan agar para siswa bisa lebih bebas dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang sudah mereka lakukan. Di Finlandia tidak mengajarkan metode pendidikan dengan gaya diktator, yang jika dijalankan akan menyebabkan perasaan tidak nyaman serta tertekan, sehingga akan mengganggu proses belajar. Para guru pun juga berusaha menghindari kritikan bagi peserta didiknya, karena jika dilakukan akan berdampak sangat besar terhadap perkembangan psikologis seorang anak. Oleh karenanya di Finlandia tidak ada sistem ranking atau juara kelas.
Para guru di Finlandia dinilai memiliki kecakapan yang tinggi, di samping rasa sabar dan toleransi, serta besarnya komitmen yang mereka tanamkan dalam diri mereka sendiri agar berhasil melakukan pengajaran. Kebanyakan guru di Finlandia akan merasa salah dengan metode pengajaran mereka jika banyak siswa mengalami kegagalan dalam proses pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar