Mungkin juga sudah banyak kurikulum yang digunakan dinas pendidikan untuk memajukan sistem pembelajaran, tetapi walaupun kurikulum sudah dirasa sangat baik tetapi juga ada kendala yang mungkin menghambat kegiatan belajar mengajar dan pada pilihan terakhir kurikulumun di ganti sehingga dapat dikatakan dalam hal ini akan berganti pula pengertian sistem pembelajaran.
Dari sekian banyak lulusan tersebut bila dihitung rata-rata maka akan didapati adanya ketimpangan jenjang yang makin besar bila kita melihat makin ke atas jenjang tersebut. Menurut data yang dilakukan atas dasar survey pendidikan jumlah lulusan masyarakat Indonesia yang lulusan SD mencapai 60 persen, 20 persen lulus SMP, sisanya adalah lulusan SMA dan Perguruan Tinggi, tentu ini sangat miris untuk menjadikan Indonesia lebih baik. Standarisasi kemajuan suatu bangsa tidak lain barometernya adalah sejauh mana tingkat pendidikan itu diikuti dengan baik warga negaranya, sehingga akan mampu menghasilkan daya saing atas suatu mutu dengan masyarakat dunia untuk menciptakan sesuatu yang bermutu dan menjadi lebih baik lagi taraf hidupnya, dan itulah seharusnya yang kita kejar dan kerjakan. Bukankah kita selama ini sudah terlena dengan hanya menjadi konsumen barang-barang buatan luar negeri bukan menjadi produsen. Hal ini tentu menyebabkan kita semakin lalai yang pada akhirnya akan menjadikan kita pembantu di rumah sendiri. Dan inilah yang kita hindari.
Dan sudah beberapa dekade ini pengertian sistem pembelajaran pemerintah telah membuat peraturan tentang gratis sekolah namun murid-murid zaman sekarang malah malas dalam belajar, walaupun sudah berbagai usaha di lakukan hasilnya nihil banyak remaja sekarang yang hanya menyandang status sebagai lulusan smp. Dan membuat tingkat pengangguran tinggi, walaupun sistem sekolah telah banyak perubahan tetap saja ada hal yang mengganggu kegiatan belajar-mengajar. Tentu juga pilihan berada dalam tangan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar